Jumat, 14 Oktober 2011

PENYAJIAN INFORMASI KEPENDUDUKAN MELALUI PETA, TABEL DAN GRAFIK


Data atau informasi kependudukan merupakan aspek yang sangat penting dalam pembangunan nasional karena penduduk merupakan subjek dan objek pembangunan. Maka dari itu data kependudukan harus dikemas menjadi keterangan yang bersifat informatif.
Kualitas data kependudukan di Indonesia apabila dicermati masih belum terlalu akurat. Terkadang ada data kependudukan yang berbeda padahal daerahnya sama. Misalnya, data yang ada di kantor desa berbeda dengan data yang ada di kantor kecamatan, dan berbeda dengan data yang ada di kantor kabupaten atau kantor statistik. Seharusnya, di kantor desa data kependudukannya lebih lengkap dan akurat, karena di lingkungan desa atau kelurahan merupakan ujung tombak pelayanan masyarakat sehingga dinamika kependudukan senantiasa terpantau setiap saat.
Faktor-faktor yang menyebabkan ketidakakuratan data kependudukan di indonesia antara lain :
1.      Di Indonesia, pendataan kependudukan masih mengalami banyak hambatan, diantaranya disebabkan oleh kondisi geografis wilayah, seperti banyak pulau dengan jarak yang berjauhan, bentuk morfologi (seperti gunung, sungai, lembah, rawa, dan hutan) dan kondisi cuaca yang sulit diprediksi.
2.      Belum optimalnya kesadaran masyarakat untuk memberikan informasi yang lengkap dan sebenarnya.
3.      Kesadaran masyarakat pada akurasi data dan pentingnya data sensus dalam perencanaan dan penentuan kebijakan masih tergolong rendah.
4.      Rendahnya penguasaan teknologi informasi sehingga belum dimanfaatkan secara maksimal oleh lembaga-lembaga terkait untuk menampilkan informasi kependudukan secara akurat dan tepat.

Pelaksanaan dan data yang dihimpun dalam sensus belum terpadu, data kurang lengkap dan kurang menyeluruh sehingga masih dilakukan kegiatan lain seperti survei penduduk, dan registrasi penduduk. Lembaga yang menghimpun dan mempublikasikan data tersebut adalah Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, Departemen Transmigrasi, Bapenas, dan Departemen Dalam Negeri. Namun, terkadang data antara  satu lembaga dan lembaga lain seringkali berbeda. Karenanya, perlu dibentuk suatu lembaga yang menangani data kependudukan yang akurat dan memiliki validitas yang tinggi sebagai sumber data utama dan acuan bagi lembaga lain. Selain itu, data tersebut juga mudah diakses melalui media cetak maupun teknologi informasi.
 Data kependudukan yang terhimpun biasanya disajikan dalam bentuk informasi kuantitatif. Seperti, usia, jumlah anggota keluarga, penghasilan, dan lainnya. Informasi kualitatif meliputi, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal dan status perkawinan. Data tersebut harus diolah menjadi data yang bersifat informatif dan mudah dipahami. Maka, penyajian data harus disusun dalam bentuk tabel, diagram, peta, dan grafik.

  

























A.    PENYAJIAN DATA KEPENDUDUKAN BERBENTUK PETA
Peta yang berisi informasi kependudukan termasuk kedalam peta khusus atau tematik. Peta khusus atau tematik adalah peta yang ditampilkan berdasarkan tema tertentu. Seperti  kenampakan-kenampakan (fenomena geosfer) tertentu, baik kondisi fisik maupun sosial budaya.
Pembuatan peta yang menyajikan data kependudukan lebih rumit daripada tabel atau grafik. Perlu ketelitian atau kecermatan dalam pembuatannya karena data yang ditampilkan biasanya menggunakan simbol atau warna tertentu untuk menunjukan jumlah penduduk.
Sementara itu kelebihannya adalah dapat memberikan informasi kependudukan yang cakupannya lebih luas seperti dalam peta kepadatan penduduk dunia.



http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/8-Menyajikan-Informasi-Kependudukan-9.png























   Berdasarkan simbol yang digunakan penyajian informasi kependudukan dalam bentuk peta dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a.  Peta kependudukan dengan simbol bertingkat (ordinal)
Simbol bertingkat (ordinal) adalah simbol yang menunjukkan adanya tingkatan nilai data. Misalnya, kelas-kelas kepadatan penduduk, kelas-kelas pertumbuhan penduduk, dan kelas-kelas jumlah penduduk.


 








b.  Peta Kependudukan dengan simbol kuantitatif
Simbol kuantitatif adalah simbol yang menggambarkan data secara kualitatif dan kuantitatif. Misalnya, kepadatan penduduk pada tahun 2000 dan 2003 di Sulawesi.




















c. Peta Kependudukan dengan simbol piktoral
Simbol piktorial merupakan simbol yang kurang lebih menggambarkan data dalam bentuk sesungguhnya. Misalnya, peta yang menggambarkan jumlah penduduk di tiap provinsi di Indonesia menggunakan simbol piktoral berupa gambar orang sesuai dengan banyaknya data yang diwakili.
Contohnya, Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2003 memiliki jumlah penduduk 3,97 juta orang, sedangkan satu gambar orang mewakili 1.000.000 orang. Untuk itu, pada peta ditempatkan simbol gambar 4 orang di atas wilayah Provinsi Kalimantan Barat.



























http://203.190.188.132/geografi/e-geografi/MO_124/images/geo102_07.GIF

Contoh peta kepadatan penduduk di Pulau Jawa

Keterangan gambar :
Judul peta: Peta kepadatan penduduk P. Jawa.
Untuk membedakan kepadatan penduduk tiap wilayah ditunjukkan dengan perbedaan warna. Berdasarkan legenda (keterangan) peta:
• warna hitam: kepadatan penduduknya lebih dari 701 orang setiap 1 km
2.
• warna agak hitam: kepadatan penduduknya antara 400 orang sampai 700 orang setiap 1
 km2.
• warna putih: kepadatan penduduknya kurang dari 400 orang setiap 1 km
2
 










B.     PENYAJIAN DATA KEPENDUDUKAN BERBENTUK TABEL
Kelebihan penyajian data kependudukan dengan menggunakan tabel adalah sebagai berikut :
1.        Memudahkan dalam membandingkan antara satu komponen dengan komponen yang lainnya.
2.        Memudahkan dalam membandingkan antara periode tertentu dengan periode
3.        Data dapat disajikan secara akurat.
4.        Dapat menyajikandata yang kompleks.


http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/8-Menyajikan-Informasi-Kependudukan-1.png










Berdasarkan tabel di atas maka pembaca akan dapat membandingkan antara jumlah penduduk satu pulau dan pulau yang lainnya di Indonesia. Tabel tersebut memberikan gambaran bahwa penduduk Indonesia yang berjumlah 202,96 juta jiwa sebagian besar (59,33%) terakumulasi di Pulau Jawa dan Madura. Maka dari itu, perlu adanya program pemerataan penduduk dalam bentuk transmigrasi agar jumlah penduduk dan program pembangunan ekonomi dapat tersebar secara merata di seluruh pulau di Indonesia.






http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/8-Menyajikan-Informasi-Kependudukan-2.png








Berdasarkan tabel di atas kita dapat membandingkan jumlah penduduk Indonesia dari suatu periode tertentu ke periode yang lainnya, dan antara satu pulau dan pulau yang lainnya di Indonesia. Tabel tersebut memberikan gambaran bahwa penduduk Indonesia selalu mengalami peningkatan (pertumbuhan), pada 1980 berjumlah 147,2 juta jiwa menjadi 202,96 juta jiwa pada 2000. Selama 20 tahun penduduk Indonesia mengalami kenaikan sebesar 55,76 juta jiwa atau naik sekitar 37,88% (1,88% per tahun). Oleh karena itu, perlu adanya program pengendalian laju pertumbuhan penduduk, penyiapan kebutuhan pangan, dan sarana sosial lainnya untuk mengurangi percepatan laju pertumbuhan penduduk.












http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/8-Menyajikan-Informasi-Kependudukan-3.png



http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/8-Menyajikan-Informasi-Kependudukan-4.png
 













Berdasarkan tabel di atas pembaca akan mendapatkan gambaran yang lebih rinci dan akurat tentang data kependudukan, baik jumlah maupun laju pertumbuhannya dari 1971–1990, termasuk penyebarannya di tiap provinsi.


http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/8-Menyajikan-Informasi-Kependudukan-5.png
Berdasarkan tabel tersebut maka pembaca akan memperoleh gambaran data kependudukan yang lebih kompleks sehingga dalam satu tabel dapat menyajikan berbagai jenis data mengenai kependudukan.
C.PENYAJIAN DATA KEPENDUDUKAN BERBENTUK GRAFIK
Kelebihan penyajian data berbentuk grafik adalah sebagai berikut:
a.     Dapat membandingkan kisaran antara satu komponen dan komponen yang lainnya
b.    Mudah dipahami karena datanya lebih sederhana.
Berdasarkan jenis grafik, penyaian informasi kependudukan dalam bentuk grafik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1.      Grafik lingkaran (pie graph)


http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/8-Menyajikan-Informasi-Kependudukan-7.png
 








2.      Grafik batang (bar graph)


http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/8-Menyajikan-Informasi-Kependudukan-6.png
 












 















3.      Grafik garis (line graph)
http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/8-Menyajikan-Informasi-Kependudukan-81.png














DAFTAR PUSTAKA

Atlas Pelajar Indonesia dan Dunia.Bale, win. 2002. Jakarta:Erlangga.
Umasih dkk, 2007. Ips terpadu, Jakarta: ganeca exact
Wardiyatmoko K, 2006. Geografi, Jakarta: erlangga


Next Prev home

0 komentar:

Posting Komentar

tutorial blogpengobatan tradisional