Jumat, 06 April 2012

EKSPERIMEN BLANK TENTANG PEMBENTUKAN SISTEM TATA SURYA






Eksperimen Blank
bagan percobaan
Inilah bagan peralatan yang digunakan dalam eksperimen Blank.
Panah merah di
sebelah kanan
memperlihatkan arah
gerak peluru-peluru
soda berkeceatan
tinggi, sementara tiga
buah segitiga merah memperlihatkan pin-pin transduser untuk mengukur kecepatan peluru. Setelah tumbukan berlangsung, sampel terlempar ke tanki jebakan dan ditampung untuk dianalisis (sumber : Jennifer Blank, University California of Berkeley
Gambaran bahwa asal usul kehidupan berawal dari langit memperoleh pondasi penguat setelah Jennifer Blank, seorang geokimia dari University of California melakukan sebuah eksperimen yang dibiayai bersama dengan NASA. Bekerja sama dengan koleganya di University of Chicago dan Los Alamos National Laboratory selama tiga tahun terakhir, Blank merancang sebuah simulasi yang menggambarkan tumbukan komet dan pengaruhnya terhadap polimerisasi asam amino. Blank menggunakan peluru dari soda padat yang dipacu pada kecepatan 1,6 km/detik sebagai model bagi komet. Sementara sebagai target digunakan lempengan stainless steel berdiameter 2 cm dengan ketebalan 0,5 cm. Dalam tanki target diciptakan kondisi dimana disemburkan tetes-tetes air yang mengandung lima macam asam amino : fenilalanin, prolin, lisin (merupakan anggota asam amino esensiil), asam aminobutirat dan valin (ditemukan pada meteorit Murchison).
Dalam eksperimen ini Blank mengatur suhu, tekanan ruang eksperimen dan selang waktu tembakan sebagai variabel. Selanjutnya untuk menganalisis produk eksperimen digunakan kromatografi cairan dan spektrometer massa di Laboratorium Argonne, Los Alamos. Dari sini didapatkan informasi tentang jenis dan konsentrasi molekul yang ada. 
Cukup mengejutkan, Blank dan koleganya mendapatkan bahwa asam-asam amino yang ada di dalam tanki eksperimen, setelah mengalami tumbukan dengan peluru-peluru soda berkecepatan tinggi, menjalani proses polimerisasi membentuk peptida, dalam bentuk dipeptida, tripeptida dan tetrapeptida. Lebih lanjut lagi, rasio peptida yang terbentuk tergantung kepada suhu dan tekanan ruang eksperimen serta durasi penembakan.
Berkait dengan hasil eksperimen ini, Blank mengestimasikan bahwa asam-asam amino yang terbentuk di atmosfer Bumi - seperti yang dibuktikan oleh eksperimen Miller - mengalami polimeisasi membentuk peptida oleh tumbukan komet. Dan proses bombardemen komet yang berlangsung terus menerus menyebabkan polimerisasi berlangsung terus menerus pula, dimana peptida membentuk polipeptida (protein). Agar proses ini bisa berlangsung, seorang Benton Clark dari Lockheed Martin Astronautics di tahun 1988 menyarankan bahwa obyek yang menumbuk - baik komet maupun asteroid - haruslah cukup lambat sehingga air dan senyawa organik dapat bertahan dari pemecahan akibat tumbukan. Obyek semacam itu - yang umumnya berkecepatan 25 km/detik - harus datang dari ketinggian maksimal 25o dari horizon, sehingga akan cukup terlambatkan oleh gesekan dengan atmosfer. Clark mendapatkan penguatan dari pernyataan Eugene Shoemaker - pemburu komet paling fenomenal di abad lalu - yang menyatakan bahwa pada masa awal sejarah Bumi, beberapa persen komet dan asteroid yang menumbuk datang dari ketinggian yag rendah.  
Next Prev home

0 komentar:

Posting Komentar

tutorial blogpengobatan tradisional