A. Cara Menghitung Jumlah Penduduk
Penduduk adalah orang yang mendiami suatu wilayah tertentu. Untuk mengetahui jumlah penduduk suatu daerah, provinsi, atau negara dapat dilakukan beberapa cara, seperti sensus penduduk, registrasi atau pencatatan dan survei.
1. Sensus Penduduk
a. Pengertian
Sensus, kadangkala juga disebut cacah jiwa adalah sebuah proses mendapatkan informasi tentang anggota sebuah populasi (tidak hanya populasi manusia). Sensus digunakan untuk demokrasi (pemilu), pengumpulan pajak, juga digunakan dalam ekonomi,dll.
Sensus penduduk diartikan sebagai perhitungan penduduk suatu negara dengan cara mengumpulkan , menghimpun ,dan menyusun data penduduk baik penduduk asli maupun pendatang pada waktu tertentu dan wilayah tertentu.
b. Macam Sensus Penduduk
Sensus dilaksanakan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun sekali.Sensus Penduduk ada dua macam, yaitu :
1. De Facto
Penghitungan penduduk yang dilakukan terhadap setiap orang yang pada waktu sensus diadakan berada dalam wilayah sensus.
2. De Jure
Pencacahan yang hanya dikenakan kepada penduduk yang benar-benar bertempat tinggal dalam wilayah sensus tersebut.
c. Manfaat Sensus Penduduk
Pencacahan dalam sensus penduduk dilaksanakan untuk mengumpulkan keterangan terhadap seluruh penduduk baik yang bertempat tinggal tetap maupun yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap (tuna wisma dan suku terasing). Keterangan - keterangan tersebut mencakup karakteristik tentang kondisi dan fasilitas perumahan dan bangunan tempat tinggal, karakteristik rumahtangga dan keterangan individu anggota rumahtangga. Sensus penduduk terakhir dilaksanakan pada tahun 2010, Data SP2010 diharapkan dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang antara lain mencakup:
- Memperbaharui data dasar kependudukan sampai ke wilayah unit administrasi terkecil (desa)
- Menyiapkan basis pengembangan statistik wilayah kecil,
- Menyiapkan data dasar untuk keperluan proyeksi penduduk setelah tahun 2010
Tabel Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Sensus Tahun (1930 – 2000).
d. Kelembagaan
Badan yang mengurusi sensus adalah badan pusat statistik atau yang lebih dikenal dengan BPS. BPS merupakan satu-satunya badan resmi yang dibentuk pemerintah negara republik Indonesia untuk bertugas sebagai surveier data-data mengenai penduduk.
2. Registrasi Penduduk
Selain dengan sensus, jumlah penduduk suatu negara dapat pula diketahui dengan registrasi atau pencatatan. Registrasi merupakan kumpulan keterangan mengenai kelahiran,kematian,dan segala kejadian penting manusia,seperti perkawinan,perceraian,pengangkatan anak,dan perpindahan penduduk . Kumpulan catatan tentang keadaan penduduk tersebut dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk. Pelaksanaan registrasi penduduk dilakukan oleh aparat pemerintah daerah di setiap propinsi , sedangkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) dilaksanakan setiap 5 tahun di antara dua Sensus Penduduk. Registrasi Penduduk juga menggunakan konsep de jure. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjembatani tersedianya data kependudukan tahunan.
3. Survei Penduduk
Survey merupakan pencacahan penduduk dengan cara mengambil contoh daerah. Jadi, pencacahan penduduk metode survey tidak dilakukan diseluruh wilayah negara, melainkan hanya pada daerah tertentu yang dianggap mewakili seluruh wilayah negara tersebut. Di Indonesia, berbagai kegiatan survei penduduk telah dilaksanakan. Misalnya, Survei Sosial Ekonomi Nasional atau SUSENAS , Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS). Kedua kegitan survei tersebut dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), adalah suatu survei yang rutin dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) setiap tahunnya. Dari kegiatan SUSENAS dapat disajikan data kesejahteraan rakyat sampai pada tingkat kabupaten/kota.
Diantara dua Sensus Penduduk dilakukan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS). Selama ini sudah dilaksanakan SUPAS tahun 1976, 1985, 1995, dan terakhir 2005.
SUPAS 2005 dirancang khusus untuk mendapatkan data stastistik kependudukan yang dapat dibandingkan dengan hasil Sensus Penduduk 2000 (SP2000). Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik demografi, ketenagakerjaan, dan sosial budaya.
Karakteristik demografi yang dikumpulkan adalah mengenai natalitas, mortalitas dan migrasi, serta riwayat kelahiran dan kematian anak dari wanita pernah kawin. Keterangan yang dihimpun dibidang ketenagakerjaan mencakup lapangan usaha, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan. Data sosial budaya mencakup tingkat pendidikan, kondisi tempat tinggal, dan kegiatan penduduk lanjut usia (lansia). SUPAS 2005 juga mencakup pelaporan kejadian vital kelahiran, kematian, dan perpindahan. Pelaksanaan lapangan SUPAS 2005 berlangsung selama bulan Juni 2005. Pengolahan data dilakukan di BPS Pusat (Direktorat Statistik Kependudukan).
B. Komposisi Penduduk
a. Pengertian
Komposisi penduduk yaitu pengelompokkan penduduk berdasarkan kriteria (ukuran) tertentu. Dasar untuk menyusun komposisi penduduk yang umum digunakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat tinggal. Pengelompokkan penduduk dapat digunakan untuk dasar dalam pengambilan kebijakan dan pembuatan program oleh pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah di bidang kependudukan seperti kepadatan penduduk , tingginya angka kelahiran, maupun komposisi penduduk kurang menguntungkan.
Komposisi penduduk sangat penting untuk diketahui karena dari berbagai susunan beserta perubahanya dari masa ke masa dapat ditarik suatu kesimpulan.Kesimpulan tersebut dapat menjadi dasar dalam berbagai kebijakan suatu Negara menyangkut peningkatan kualitas sumber daya manusianya agar dapat memajukan negaranya.
Contoh:
Dengan mengetahui jumlah penduduk usia 7 –12 tahun maka pemerintah dapat memperkirakan berapa kebutuhan sekolah dasar yang harus disediakan mengingat usia tersebut adalah usia sekolah dasar.
Dengan mengetahui jumlah penduduk usia 7 –12 tahun maka pemerintah dapat memperkirakan berapa kebutuhan sekolah dasar yang harus disediakan mengingat usia tersebut adalah usia sekolah dasar.
b. Macam-macam komposisi penduduk:
a. Komposisi penduduk berdasarkan umur
Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
- Umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.
- Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif.
- Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia jompo.
Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
- Umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.
- Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif.
- Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia jompo.
b. Komposisi penduduk menurut pekerjaan
Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh tiap-tiap orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, buruh, pedagang, petani, pengusaha dan sopir.
Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh tiap-tiap orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, buruh, pedagang, petani, pengusaha dan sopir.
c. Komposisi penduduk menurut pendidikan
Berdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang telah ditamatkan penduduk dapat dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Pengelompokkan ini dapat digunakan untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk.
Berdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang telah ditamatkan penduduk dapat dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Pengelompokkan ini dapat digunakan untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk.
d. Komposisi Penduduk menurut Agama
Pengelompokkan ini berdasarkan kepada agama yang dianut penduduk yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu dan Budha.
Pengelompokkan ini berdasarkan kepada agama yang dianut penduduk yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu dan Budha.
e. Komposisi penduduk menurut tempat tinggal
Tempat tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini adalah tempat tinggal penduduk di desa dan di kota. Ciri khas negara agraris seperti Indonesia adalah sebagian besar penduduk tinggal di desa.
Tempat tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini adalah tempat tinggal penduduk di desa dan di kota. Ciri khas negara agraris seperti Indonesia adalah sebagian besar penduduk tinggal di desa.
f. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin
didasarkan atas jenis pria dan wanita. Komposisi ini sangat berpengaruh terhadap tingkat kelahiran seperti jika sebagian besar penduduk suatu negara terdiri wanita usia subur (15-44 tahun) maka tingkat kelahiran akan tinggi.
Sesuai dengan pengelompokkan umur di atas, maka struktur (susunan) penduduk negara-negara di dunia dibagi 3 yaitu:
- Struktur penduduk muda : bila suatu negara atau wilayah sebagian besar penduduk usia muda.
- Struktur penduduk dewasa : bila suatu negara sebagian besar penduduk berusia dewasa.
- Struktur penduduk tua : bila suatu negara sebagian besar terdiri penduduk berusia tua.
C. Piramida Penduduk
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk grafik yang dinamakan piramida penduduk.
Bentuk piramida penduduk ada 3 macam yaitu:
1) Piramida penduduk muda
Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa. Di waktu yang akan datang jumlah penduduk bertambah lebih banyak. Jadi penduduk sedang mengalami pertumbuhan.
Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa. Di waktu yang akan datang jumlah penduduk bertambah lebih banyak. Jadi penduduk sedang mengalami pertumbuhan.
2) Piramida penduduk stasioner atau tetap berbentuk granat
Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa. Hal ini berarti penduduk dalam keadaan stasioner sehingga pertambahan penduduk akan tetap diwaktu yang akan datang.
Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa. Hal ini berarti penduduk dalam keadaan stasioner sehingga pertambahan penduduk akan tetap diwaktu yang akan datang.
3) Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan
Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa. Diwaktu yang akan datang jumlah penduduk mengalami penurunan karena tingkat kelahiran yang rendah dan kematian yang tinggi.
Negara-negara berkembang seperti Indonesia memiliki piramida penduduk berbentuk limas dan negara-negara maju umumnya berbentuk granat dan sebagian kecil berbentuk batu nisan.
Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa. Diwaktu yang akan datang jumlah penduduk mengalami penurunan karena tingkat kelahiran yang rendah dan kematian yang tinggi.
Negara-negara berkembang seperti Indonesia memiliki piramida penduduk berbentuk limas dan negara-negara maju umumnya berbentuk granat dan sebagian kecil berbentuk batu nisan.
Pembuatan piramida penduduk dapat digunakan antara lain untuk:
- Mengetahui perbandingan jumlah antara laki-laki dan perempuan.
- Mengetahui keadaan jumlah penduduk di waktu yang akan datang.
- Untuk mengetahui struktur umur penduduk suatu negara secara umum.
- Mengetahui perbandingan jumlah antara laki-laki dan perempuan.
- Mengetahui keadaan jumlah penduduk di waktu yang akan datang.
- Untuk mengetahui struktur umur penduduk suatu negara secara umum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wardiyatmoko. 2006. Geografi jilid 2. Jakarta : PT.Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar