A. JUDUL PROGRAM
USAHA PEMBUATAN DAN PENDISTRIBUSIAN PAPAN LANJUT SEBAGAI ALAT PERAGA UNTUK MENGHITUNG PENGKUDRATAN BILANGAN BER-AKHIRAN LIMA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA SEMARANG DAN SEKITARNYA SEBAGAI PELUANG USAHA MAHASISWA
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan dari SD sampai SMA. Pelajaran ini secara makro diperlukan untuk mengembangkan penalaran siswa yang tinggi, bersikap kritis, kreatif dan jujur. Namun demikian pelajaran matematika ini banyak dirasa sulit oleh siswa. Salah satu penyebab kesulitan ini adalah sifat ilmu matematika yang abstrak. Untuk mempermudah sifat yang abstrak ini, diperlukan perantara kebendaan yang dapat diamati langsung oleh siswa. Benda peraga ini dalam pengelompokan termasuk dalam sarana pendidikan matematika.
Di sisi lain matematika merupakan ilmu yang bersifat deduktif aksiomatis. Matematika timbul karena pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika sebagai ilmu yang deduktif aksiomatis dan berangkat dari hal-hal yang abstrak cenderung sulit diterima dan dipahami siswa SD dan siswa SMP yang masih berfikir secara konkret. Hal tersebut terjadi pada hampir seluruh pokok bahasan matematika yang diajarkan di sekolah, dirasakan masih sulit oleh siswanya. Kondisi demikian bisa terjadi karena kurangnya penguasaan dan kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kurangnya modifikasi alat peraga dan media yang digunakan guru dalam mentransfer ilmu ke siswa, perasaan takut yang dirasakan oleh siswa atau yang sering disebut dengan “mathopobia”, dapat juga disebabkan karena daya tangkap atau logika siswa yang masih lemah dalam menerima konsep-konsep atau ide-ide matematika yang sifatnya abstrak.
Kondisi seperti ini semakin diperparah manakala guru sebagai fasilitator dan mediator tidak dapat memberikan media atau alat bantu yang kurang variatif dalam pembelajaran di kelas, sehingga menyebabkan siswa bosan dan kurang termotivasi. Untuk itu sangat dirasakan perlunya kemampuan untuk menciptakan media (inovasi) atau mengkreasi media yang sudah ada, agar dapat dijadikan sebagai salah satu media dalam pembelajaran matematika di sekolah. Dengan langkah ini diharapkan akan mendorong motivasi belajar yang tinggi pada diri siswa untuk meraih prestasi yang baik dan memuaskan.
Menurut Lerner (Mulyono Abdurrahman, 199: 262) ada beberapa kesalahan umum yang dilakukan oleh anak berkesulitan belajar matematika yaitu kekurangan pemahaman tentang symbol, nilai tempat, perhitungan, penggunaan proses yang keliru dan tulisan yang tidak terbaca.
Menurut Karso (1993: 2) bahwa cara kerja matematika terdiri atas obsevasi, menguji hipotesis, menebak dan merasa serta mencari analogi. Matematika dimulai dari unsur-unsur yang didefinisikan berkembang ke unsur-unsur yang didefinisikan dan berlanjut ke aksioma sampai ke dalil.
Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang di ujikan sebagai penentu kelulusan siswa. Sering kali matematika sebagai batu sandungan dalam kelulusan. Apalagi dalam Ujian Nasional (UN) tahun ajaran ini program IPS dan Bahasa matematika juga sebagai penentu kelulusan. Ketakuatan semakin menyerang siswa sehingga matematika semakin menjadi pelajaran yang paling menakutkan. Tidak hanya siswa, guru dan orang tua juga merasa kawatir dengan kondisi ini.
Dalam menghadapi Ujian Nasional, guru dan orang tua berusaha mengoptimalkan dalam memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh siswa. Contohnya seperti pemenuhan buku panduan pembahasan soal-soal UN, mengikutkan ke lembaga bimbingan bimbingan belajar. Banyak siswa yang mengikuti lembaga bimbingan belajar karena dalam membahas soal secara detail. Namun tidak semua siswa menyukai bimbingan belajar karena beberapa hal, misalnya; biaya dan efektifitas dalam belajar karena siswa harus pergi ke tempat les. Dari situasi ini muncul pertanyaan adakah sebuah media belajar yang dapat membimbing dalam belajar secara detail, dapat digunakan kapan saja dan di mana saja, dapat di ulang-ulang, dan membutuhkan biaya yang relatif murah? Jawabannya ada, yaitu VCD. VCD merupakan pirnti yang memenuhi syarat tersebut, bahkan Hasil penelitian Endang Retno dkk (2003: 26) menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang tugas rumahnya menggunakan VCD lebih baik dibandingkan dengan yang tidak menggunakan VCD.
Perkembangan teknologi informasi begitu pesat, salah satunya diwarnai dengan banyaknya bermunculan stasiun televisi. Beraneka ragam acara yang disuguhkan oleh televisi-televisi, dari acara hiburan, olahraga, berita (informasi) dan acara penawaran produk suatu barang yang sering disebut dengan iklan. Dampak yang muncul akibatnya heterogennya acara televisi juga bermacam-macam, antara lain ada acara berita, dari acara ini masyarakat dapat memperoleh informasi secara cepat dan akurat, segala peristiwa yang terjadi di muka bumi ini, acara lain seperti acara hiburan melalui acara ini masyarakat akan mendapatkan hiburan dengan menyaksikan acara kesayangannya, mungkin acara film, kartun , sinetron maupun acara lainnya yang termasuk dalam kategori acara hiburan. Siswa SD, SMP dan SMA masih sangat suka dengan acara yang disuguhkan di stasiun televisi. Mereka rela berjam-jam duduk untuk menyaksikan acara televisi.
Berdasarkan pra suvei, sebagian guru SD di kota Semarang belum mengembangkan media pembelajaran dengan memanfaatkan kayu atau tripleks.
Dari latar belakang ini, kami melihat ada sebuah peluang besar dalam menciptakan usaha dalam pembuatan dan pendistribusian papan lanjut sebagai alat peraga untuk menghitung pengkudratan bilangan ber-akhiran lima pada mata pelajaran matematika siswa sekolah dasar di kota semarang dan sekitarnya. Keberhasilan usaha ini terlihat dengan banyaknya pemakai produk ini yaitu siswa SD.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dibahas dalam program ini adalah :
1. Bagaimana menciptakan peluang usaha dikalangan mahasiswa untuk menumbuhkan keterampilan berwirausaha yang berorientasi pada profit.
2. Bagaimana membuat teknologi tepat guna dalam sektor pendidikan yang dapat dimanfaatkan masyarakat khususnya dalam mempermudah pembelajaran matematika.
3. Bagaimana cara menggunakan papan lanjut sebagai media pembelajaran atau alat peraga matematika dalam mempermudah pembelajaran matematika.
D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan program yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan dan pengenalan kepada masyarakat bahwa papan lanjut dapat digunakan sebagai media pembelajaran atau alat peraga matematika dalam mempermudah pembelajaran matematika.
2. Menumbuhkan budaya kewirausahaan di kalangan mahasiswa untuk mendorong terciptanya wirausaha baru dengan menerapkan IPTEKS.
3. Berorientasi pada profit, sebagaimana layaknya wirausahawan.
4. Mengembangkan wawasan dan meningkatkan kedewasaan akademik mahasiswa sebagai cerminan masyarakat ilmiah yang bertitik tolak pada pemantapan budaya akademik yang mengarah kepada terciptanya suasana akademik yang kondusif.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah :
1. Terciptanya peluang usaha mandiri yang bergerak di sektor pendidikan.
2. Meningkatkan karya kreativitas inovatif mahasiswa dalam rangka bereksperimen dan menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepat guna bagi masyarakat.
3. Memantapkan jati diri intelektual mahasiswa sebagai cerminan masyarakat ilmiah.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Adapun kegunaan program yang dimaksud adalah :
1. Meningkatkan kreativitas inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang usaha.
2. Untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan akademik mahasiswa dalam kreativitas dan penalaran pada pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS).
3. Untuk memperkenalkan kepada masyarakat agar dapat menggunakan papan lanjut sebagai media belajar atau alat peraga matematika.
G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
1. Prospek Pengembangan VCD sebagai Media Belajar dalam Menghadapi Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika
Hasil penelitian Endang Retno dkk (2003: 26) menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang tugas rumahnya menggunakan VCD lebih baik dibandingkan dengan yang tidak menggunakan VCD. Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan mulai dikembangkan pembelajaran menggunakan media berbasis teknologi informasi dan komunikasi seperti VCD pembelajaran. Apalagi pembelajaran matematika yang selama ini masih menjadi batu sandungan dalam belajar siswa khususnya dalam Ujian Nasional. Ketakutan ini tidak hanya terjadi pada siswa, akan tetapi juga merambah para guru dan orang tua. Banyak hal yang dilakukan oleh para puru dan orang tua agar siswa dapat memahami matematika dengan baik. Orang tua tidak segan-segan dalam memfasilitasi siswa dalam belajar seperti pemenuhan buku teks, buku pembahasan Soal-soal, les di lembaga bimbingan belajar dan pemenuhan sarana pendukung yang lain.
Berdasarkan pra suvei, sebagian guru SD dan SMP di kota Semarang belum mengembangkan media pembelajaran dengan memanfaatkan software yang ada pada komputer. Masyarakat di Kota Semarang banyak yang memiliki Video Compack disk (VCD) player dan belum dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Selama ini masyarakat baru menggunakan VCD player untuk sebatas hiburan saja yaitu dengan memutar VCD lagu, film atau kartun hiburan. Padahal dalam menghadapi era globalisasi dan menyongsong era pasar bebas, diperlukan kemampuan dalam menguasai perkembangan teknologi pembelajaran yang antaralain pemanfaatan software komputer sebagai piranti untuk membuat media pembelajaran.
Ketakutan siswa akan kegagalan dala menghadapi Ujian Nasional khususnya Matematika sangat tinggi. Banyak siswa yang gagal lulus karena pelajaran ini. Untuk itu diperlukan suatu gagasan dalam memproduksikan VCD pembelajaran yang membahas tentang soal-soal Ujian Nasional khususnya pelajaran Matematika. Melihat banyaknya masyarakat pengguna yaitu siswa SD, SMP, dan SMA di kota semarang, usaha ini memiliki prospek yang sangat baik.
2. Keunggulan VCD sebagai Media Belajar dalam Menghadapi Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika
a. Mempunyai daya tarik tinggi, karena layaknya acara televisi yang sangat disenangi oleh anak-anak.
b. Lebih menyenangkan karena dalam belajar dalam suasana santai. Selain itu, dengan adanya lantunan musik menambah suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.
c. Dapat di putar ulang, artinya ketika siswa belum paham betul maka dapat di ulang-ulang.
d. Praktis, karena mudah digunakan kapan saja dan dimana saja.selain itu, media ini juga tidak banyak memakan tempat.
3. Perolehan Bahan Baku
Bahan baku utama pembuatan VCD Ujian Nasional Matematika tidak sulit. Yang dibutuhkan adalah soal-soal Ujian Nasional dan pembahasannya. Selain itu juga software dan CD blank. Ketiga bahan ini cukup mudah dalam mencarinya karena banyak dijual dipasaran.
4. Peluang Pasar
Seperti halnya VCD film maupun album musik, VCD Ujian Nasional Matematika ini diharapkan dapat diperjualbelikan sebagai media pembelajaran matematika, karena bentuk dan efektifitas penggunaannya dalam belajar. Selain itu, media ini belum pernah ada dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Jadi, produk ini memiliki peluang yang baik.
5. Media Promosi yang Akan Digunakan
Untuk menunjang proses pemasaran, ada beberapa alternatif yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk ini, sehingga lebih dikenal oleh masyarakat dan menjadi pilihan masyarakat. Media itu berupa pamflet, spanduk, brosur, beriklan dimedia massa, lewat penyuluhan dan yang lainnya.
6. Strategi Pemasaran yang Akan Diterapkan
Strategi pemasaran yang digunakan dalam usaha kartun matematika ini menggunakan analisis bauran pemasaran yaitu :
1. Kebijakan Produk
Usaha ini bergerak dalam bidang produksi dan distribusi. Jenis produk ini berupa VCD Ujian Nasional Matematika yang terdiri dari satu paket VCD dan buku panduan yang berisi soal dan pembahasan.
2. Kebijakan harga
Harga yang diberikan kepada pelanggan yaitu sebesar ± Rp. 25.000,00 per pot.
3. Kebijakan Promosi
Untuk meningkatkan hasil penjulan kartun matematika maka perlu dilakukan promosi. Bentuk promosi ini diantaranya yaitu pamflet, spanduk, radio dan media promosi lainnya. Sistem penjualan yang digunakan yaitu penjualan secara tunai, kredit dan sistem konsinyasi.
4. Kebijakan distribusi
Distribusi hasil produksi kepada para konsumen dilakukan secara langsung ditempat usaha maupun secara tidak langsung yaitu dengan menawarkan kerja sama ke berbagai masyarakat.
7. Rencana Produksi Selama Satu Tahun
Rencana produksi atau perbandingan tanaman panili adalah sebagai berikut :
Ø 1 bulan 50 pot
Ø 1 tahun 12 x 50 pot = 600 pot
Harga tanaman panili tiap pot adalah Rp. 25.000,00
8. Analisis Keuangan
Investasi Awal yang Diperlukan
Sewa tempat Rp. 3.000.500,00
Penyiram tanaman 2 @ Rp 30.000,00 Rp 60.000,00
Gunting tanaman 2 @ Rp 30.000,00 Rp 60.000,00
Cangkul 2 @ Rp 17.500,00 Rp 35.000,00
Cethok 2 @ Rp 8.500,00 Rp 17.000,00
Plastik mulsa Rp 350.500,00
Kas usaha Rp 200.000,00
Jumlah investasi awal Rp 3.722.000,00
Penyusutan Aktiva
No | Nama Aktiva | Umur Ekonomis | Penyusutan Perbulan |
1 2 3 4 5 | Penyiram Tanaman Gunting Tanaman Cangkul Cethok garpu Plastik Mulsa | 5 th 2 th 5 th 5 th 2 th | Rp. 420,00 Rp. 2.500,00 Rp. 600,00 Rp. 300,00 Rp. 14.000,00 |
| Jumlah penyusutan perbulan |
| Rp. 18.420,00 |
9. Biaya Operasional perbulan
Bibit tanaman panili untuk 50 pot Rp 150.000,00
Plastik polyback untuk 50 buah Rp 10.000,00
Pupuk NPK Rp. 25.000,00
Kawat ¼ gulung Rp 5.000,00
Arang 1 karung Rp 15.000,00
Tanah subur 1 karung Rp 10.000,00
Bambu 50 batang Rp 50.000,00
Pot plastik 50 buah @ Rp 3500 Rp 175.000,00
Media tanam pakis 50 buah Rp 125.000,00
Beban penyusutan aktiva Rp 18.420,00
Biaya transportasi Rp 30.000,00
Biaya promosi Rp 35.000,00
Beban Telepon Rp 35.000,00
Gaji satu orang pegawai Rp 150.000, 00
Jumlah biaya operasional perbulan Rp 833.420,00
Total investasi yang diperlukan Rp 4.555.420,00
10. Analisis Pendapatan dan Keuangan
Produksi 1 bulan 50 pot
Produksi 1 tahun 12 x 50 = 600 pot
Harga tanaman panili yang ditawarkan adalah Rp 25.000,00 per pot.
Hasil penjualan 1 tahun = 600 x 25.000
= 15.000.000,00
Total biaya operasional 1 tahun = 12 x 833.420
= 10.001.040,00
Keuntungan tiap tahun = Rp 15.000.000,00 – Rp 10.001.040,00
= Rp 4.998.960,00
11. Analisis Kelayakan Usaha
a. BEP (Break Even Point)
1) BEP Volume produksi
= 400,0416
= 400
Jadi pada tingkat volume produksi 400 pot, usaha ini berada pada titik impas. BEP ini terjadi setelah berproduksi selama 8 bulan.
2) BEP Harga Produksi
= 16.668,4
Jadi pada tingkat harga Rp 16.668,4 usaha ini berada pada titik impas
b. B/C Ratio
B/C Ratio
= 1,499
Karena B/c ratio >1 maka usaha ini layak untuk dijalankan, artinya tiap satuan biaya yang dikeluarkan diperoleh hasil penjualan sebesar 1,499 kali lipat.
c. ROI (Return On Investment)
ROI
= 49,98 %
Usaha ini layak untuk dikembangkan karena setiap pembiayaan sebesar Rp 100,00 diperoleh keuntungan sebesar Rp 49,98.
d. Perhitungan Pengembalian Modal
Pengembalian Modal x 100 %
x 100 %
= 203,95 %
Artinya modal usaha ini akan terlunasi sebesar 203,95 % setiap tahun.
Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan diatas maka investasi tersebut layak untuk dilaksanakan. Jadi gambaran usaha yang direncanakan benar-benar menjanjikan memperoleh profit untuk menjamin peluang usaha. Sehingga usaha pembuatan tanaman hias dari tanaman panili berpeluang bagi kalangan mahasiswa untuk menciptakan ketrampilan berwirausaha yang berorientasi pada profit.
H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Pelaksanaan program usaha papan lanjut dengan pemanfaatan triplaks ini terdiri dari tiga tahapan yaitu, perancangan dari pembuatan papan lanjut, pembuatan, dan pemasaran.
1. Perancangan Pembuatan papan lanjut
Sebelum membuat papan lanjut langkah awal yang kita lakukan adalah pemilihan materi yang akan dibuat kartun. Hal ini dilakukan agar nantinya kita tawarkan pada konsumen merupakan produk yang baik, berkualitas, bermutu tinggi dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Adapun tahap perancangan kartun matematika meliputi :
a) Blok Diagram
(Terlampir)
b) Tokoh
(Terlampir)
2. Pembuatan tanaman hias dari tanaman panili
(Terlampir)
3. Pemasaran
(Terlampir)
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
No |
Kegiatan | Bulan | ||||
I | II | III | IV | V | ||
1
2.
3.
4.
5. 6. | Perencanaan kartun matematika Persiapan dan Pengadaan Bahan Pembuatan Kartun matematika Pemasaran kartun matematika Penyusunan Laporan Penyerahan Laporan Akhir | XXXX
XX
|
XX
XX XX |
XXXX XXXX
X |
XXXX XXXX
XXXX
|
XX
XXX
XX |
0 komentar:
Posting Komentar