Bruner terkenal dengan metode penemuannya. Dalam proses belajar mengajar, pengertian penemuan di sini bagi peserta didik adalah penemuan kembali (reinvention), jadi dalam proses belajar mengajar peserta didik diajak untuk menemukan kembali aturan-aturan atau dalil-dalil yang sudah ada.
Bruner memandang bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik (Trianto, 2007:26). Akibatnya dari metode ini, bahwa Bruner tidak mengembangkan teori belajar secara sistematis, namun yang penting adalah bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif.
Selanjutnya seiring dengan struktur kognitif anak, maka Bruner dalam mengembangkan teorinya mendasarkan atas dua asumsi yaitu: Pertama, perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif, artinya orang yang belajar berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif, perubahan terjadi pada diri individu dan lingkungannya. Kedua, seseorang mengkonstruksi pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang telah dimilikinya.
Dengan metode penemuan ini, dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, Bruner mengembangkan teknik scaffolding dan interaksi sosial didalam kelas. Scaffolding adalah proses untuk membantu kesulitan peserta didik dalam menuntaskan masalah tertentu sehingga peserta didik dapat melampaui kapasitas kemampuannya melalui bantuan guru, teman atau orang lain yang memiliki kemampuan lebih.
Dalam penelitian ini teori belajar Jerome S. Bruner berhubungan erat dengan pembelajaran berbasis proyek ketika para peserta didik harus mencari penyelesaian suatu masalah. Dalam menyelesaikan masalah, peserta didik harus melihat apa yang diketahui, beberapa cara yang mungkin dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah bahkan terkadang perlu menggambarkan terlebih dahulu grafik dari solusi yang mungkin.
0 komentar:
Posting Komentar